Bedah Koreksi Pada
Kelainan Disgnati
I.
PENDAHULUAN
Sistem stomatognati adalah system yang
secara anatomis meliputi organ2 yg berperan pd proses
(1) Pengucapan dan Bicara
Terdiri
dari: bibir, gigi , langit2 lunak maupun
keras, uvula dan lidah
(2) Pengunyahan dan Penelanan
Terdiri
dari : tulang rahang atas dan bawah, gigi, otot2 pengunyahan, tmj, langit2 dan
lidah
II.
DISGNATI
Adalah suatu keadaan deformitas dentofasial atau dentoskeletal yang:
(1) Merup ketidakseimbangan ukuran, bentuk dan fungsi gigi dan rahang
atas maupun bawah
(2) Menyebabkan kelainan fungsi system stomatognati
(3) Menyebabkan kelainan estetik wajah
(4) Dapat disertai dengan kelainan psikologis
BEDAH ORTHOGNATI
adalah suatu tindakan bedah koreksi pd
RA maupun RB yg ditujukan utk memperbaiki kelainan2 tsb diatas
Dikenal bbrp istilah yaitu :
PROGNATI ; mandibula
terletak lebih ventral
RETROGNATI : mandibula terletak
lebih dorsal
MIKROGNATI : mandibula
berukuran kecil
MAKROGENI : dagu berukuran
besar
MIKROGENI : dagu berukuran
kecil
Secara klinis dapat diklasifikasikan
sbg berikut:
A.
DISGNATI
ANTEROPOSTERIOR
RETROGNATI
TIPE 1
: gigi atas protrusive,
diastema antara gigi anterior, distoklusi
:
skeletal terlihat dimensi RB kecil shg didptkan RETROGNATI MURNI
TIPE 2
:
keadaan gigi sama dgn tipe 1
:
RA besar tetapi RB Normal àsecara
klinis terlihat seolah2 RB terlihat mundur
:
RETROGNATI RELATIF
TIPE 3
:
keadaan gigi & lengkung dlm relasi Kelas 1 Angle
:
ukuran & bentuk rh masih dlm batas2 normal tetapi ukuran dagu prosesus
menton kecil shg posisi RB terlihat lebih dorsal
:
juga merup RETROGNATI RELATIF
PROGNATI
TIPE 1
: gigi bawah
dpt rata, berjejal atau labioversi
:
secara skeletal dimensi RB Normal tetapi maksila / tulang2 fasial terutama
tulang pipi (os malar) atau bagian tengah wajah mengalami hipoplasia
:
PROGNATI RELATIF
TIPE 2
:
kedudukan gigi atas dpt rata atau berjejal, gigi bawah dpt rata, berjejal atau
labioversi
:
sering disertai overbite dan overjet yg dlm
:
dgn sefalometri terlihat dimensi rahang bawah lebih besar; RA dpt Normal atau
lebih kecil
:
PROGNATI MURNI
TIPE 3
:
kedudukan lengkung dan hub lengkung atas & bawah baik tetapi ukuran dagu
besar/panjang dan terletak ventral shg secara klinis terlihat prognati
:
PROGNATI RELATIF
B.
DISGNATI
SUPERO-INFERIOR
Ketidakseimbangan
antara segmen 1/3 tengah atas-tengah-bawah wajah; terlihat jelas bila mengenai
1/3 bawah. Terdiri dari :
1.
HIPERPLASIA
MANDIBULA/MAKSILA
2. HIPOPLASIA MANDIBULA/MAKSILA
3. HIPERPLASI DAGU
4. HIPOPLASI DAGU
C.
DISGNATI
MEDIO LATERAL
Penyimpangan
ukuran, bentuk dan dimensi rahang arah mediolateral
D.
KOMBINASI
A, B, C
III.
ETIOLOGI DISGNATI
(A) KONGENITAL
·
Teratogenik
·
Hemifasia mikrostomia
·
Mandibulofasial
disostosis
·
Sindrom kraniodisostosis
·
Facial clefting
·
Celah bibir
dan langit-langit
Pd kelainan2 seperti celah bibir/langit2, sindrom Crouzon,
Pierre Robin, Treacher Collins dan agenesis gigi-gigi maupun aplasia prosesus
condylus sering disertai Simptom Dentofasial.
(B) GANGGUAN PADA MASA PERTUMBUHAN
1.
Penyakit
·
Radang ,
mis: rheumatoid arthritis
·
Infeksi ,
mis: osteomielitis, noma
·
Hormonal,
mis : akromegali
·
Dysplasia,
mis: dysplasia condylus
·
Gangguan neuromuskuler
2. Trauma
·
Pasca luka
jar.lunak dan/atau keras
·
Trauma bedah
pasca labio-palatoschizis
·
fraktur
3. Kebiasaan buruk
(C) HEREDITER
Herediter dapat juga
berperan dlm hal perilaku mengunyah, menggigit serta bentuk dan ukuran gigi dan
rahang yg diturunkan dari kedua org tua.
IV.
INDIKASI
-
Penderita
disgnati dirawat oleh tim : SpBM, Orthodonti, Prostodonti
-
Pd usia
8-14th keadaan atau kecenderungan dignati dirawat ortho à masih dimungkinkan modifikasi dari pertumbuhan rahang à menahan pertumbuhan rahang yg berlebih atau sebaliknya merangsang
pertumbuhan rahang yg kurang.
-
Lewat usia
tsb sulit sekali dimanipulasi shg salah satu dari 2 kemungkinan di bawah ini yg
akan terjadi :
1.
Keadaan kompromi
à dicapai kontak gigi atas n bawah semaksimal mungkin tanpa
merubah ketidakseimbangan hub RA dan RB
2. Relapsnya disgnati krn letak gigi pd rh yg sangat tdk sesuai
dgn arah daya pd saat rahang berfungsi.
-
Bedah
orthognati diindikasikan bila terdpt:
1.
DISOKLUSI
2. KELAINAN TMJ
3. BICARA
4. PRE PROSTETIK
5. FAKTOR PSIKOLOGIS
6. FAKTOR ESTETIK
V.
KONTRA INDIKASI
-
Karena adanya
kemungkian relaps pd kead disgnati, maka UMUR DIBAWAH 18TH ADALAH
KONTRA INDIKASI BEDAH ORTHOGNATI !!!
-
Latar
belakang keinginan dan harapan pasien yg TIDAK REALISTIS juga merup kontra
indikasi
VI.
PEMERIKSAAN
-
Anamnesa dan
pemeriksaan fisik umum
-
Pemeriksaan
khusus
1.
Ekstra oral
·
Inspeksi profil,
rahang, ukuran sudut simetri, relasi , otot pengunyahan, fasial , gigi open
bite, deep bite, cross bite, protrusi, tonus bibir, tulang pipi, para nasal
2. Intra oral
·
Dilihat jumlah,
bentuk, ukuran, letak dan susunan gigi, gusi , lidah, pipi, langit2 dst
3. Radiologis
·
Sefalometri
à analisa kedudukan, ukuran, bentuk dan perbandingan bagian2
rh, wajah dn kepala, serta profil jar.lunak utk menentukan diagnose disgnati.
·
panoramicàdpt
dilihat kondilus, keadaan molar terakhir dan kelainan lain;
·
dental
foto, schedel, foto TMJ dalam kead terbuka dan tertutup
4. Analisa model
·
Pelajari hasil
akhir dari peraw ortho pra bedah yaitu
(1) Kurve Speed an Monson RA dan RB harmonis
(2) Gigi2 yg mengalami kontak premature dan masih dpt diatasi
dgn grinding
(3) Apakah interdigitasi cukup atau diperlukan suatu oklusal
guidance berupa ‘wafer’
5. Evaluasi psikologis
·
Dilakukan utk
memastikan motivasi penderita dlm menempuh perawatan guna mencegah harapan
penderita yg keliru akan hasil pembedahan
6. Analisa fotografi
·
Dibuat foto
wajah dan gigi dlm keadaan oklusi secara close up dari depan, samping kiri dan
kanan
·
Dpt dilihat
simetri, ratio bag2 wajah
·
Sebagai pembanding
pra dan pasca bedah
VII.
JENIS-JENIS OSTEOTOMI
OSTEOTOMI
MANDIBULA
-
Pemotongan tulang
mandibula dilakukan utk menggeser mand kea rah ventral atau dorsal
-
Dapat disertai
dgn perputaran searah jarum jam dan sebaliknya
Sagital Split Osteotomi
:tehnik
“mandibular advancement” à menggeser
mandibula ke ventral
Vertical Ramus Osteotomi
:tehnik
“mandibular setback” dgn menggeser mandibula ke dorsal
Segmental Osteotomi
:
mandibula dipotong pd daerah premolar secara horizontal sub apical, kemudian
segmen digeser
Genioplasti/Chinplasty
: dagu dpt diperpendek, diperpanjang atau digeser
OSTEOTOMI
MAKSILA
Le Fort I osteotomi
: maksila dipotong di atas apeks gigi melalui dasar sinus dan
septum nasi
Le Fort II osteotomi
: maksila dipotong melalui garis Le Fort II; dilakukan bila
bagian perinasal dan zigomatikomaksilaris sangat datar/hipoplastis
Le Fort III osteotomi
: dilakukan pd kelainan craniofasia
Segmental Osteotomi à anterior : tehnik Wassmund Wunderer
è Posterior : tehnik Schuchard Kuffner Perko-Bell
VIII.
KOMPLIKASI
1.
Perdarahan
RA : dpt berasal dari
plexus pterygoideus dan a.palatines mayus
RB : berasal dari
a.mandibularis atau a.mylohyoidea
2. Parestesi
Pd koreksi Le Fort dpt
terjd parestesi pd daerah superior dari bibir atas samapi ke bukal
Parestesi di region mentalis
dpt terjadi sesudah genioplasti, biasanya reversibel
3. Relaps
Dpt terjadi bila
a. Koreksi dilakukan terlalu dini
b. Interdigitasi yg dicapai setelah persiapan ortodonti pra
bedah blm memadai shg oklusi pasca bedah tidak stabil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar