Selasa, 05 Juni 2012

TUMOR ODONTOGENIK

KLASIFIKASI
Menurut Cahn dan Tecke (1965)
1.   EPHITHELIAL ODONTOGENIC TUMORS
a.     Simple ameloblastoma
b.     Adenoameloblastoma
c.     melanoameloblastoma
2.   MESENCHYMAL ODONTOGENIC TUMORS
a.     Odontogenic myxoma and fibroma
b.     Dentinoma
c.     Cementoma – cementifying fibroma
3.   MIXED ODONTOGENIC TUMORS
a.     Ameloblastic fibroma
b.     Ameloblastic hemangioma
c.     Ameloblastic neurinoma
d.     Ameloblastic odontoma
e.     Complex composite odontoma
f.     Compound composite odontoma

ETIOLOGI
1.     Sisa-sisa lamina dentalis
2.     Organ email
3.     Lapisan basal membrane mukosa
4.     Dinding epitel kista dentigerous

PATOFISIOLOGI
1.     Ameloblastoma
: tumor embrional tipe sentral
: berasal dari sel2 pembentuk email
: jinak tetapi invasive
: rekurensi tinggi
2.     Adenoameloblastoma
: ditandai oleh pembentukan struktur menyerupai ductus kelenjar
3.     Odontogenic fibroma dan Myxoma
: berasal dr bag. Mesenkhim bakal gigi yaitu dental papilla, folikel atau lig.periodontal
4.     Dentinoma
: terbentuk dr jar.penyokong immature, epitel odotogenik dan irregular dentin
5.     Cementoma
: terbentuk dr massa sementum atau jar. Menyerupai sementum
6.     Ameloblastic fibroma
: terbentuk dr proliferasi simultan dari jar.epitelial dan mesenkim tanpa pembentukan email atau dentin
7.     Ameloblastic odontoma
: ditandai terjadinya bentuk ameloblastoma dan composite odontoma
8.     Odontoma
: terbentuk dr jar epithelial dan mesenkhimal yg menunjukkan diferensiasi lengkap
: disebut compound odontoma bila terdpt bentuk yg menyerupai gigi normal
: disebut complex odontoma bila tdk dijumpai bentuk gigi normal

GEJALA DAN PEMERIKSAAN KLINIS
GEJALA UMUM TUMOR ODONTOGENIK
1.     Tumbuh lambat
2.     Krepitasi bila tulang sekitar telah tipis
3.     Umumnya tanpa gejala awal sehingga lesi sudah menimbulkan deformitas wajah
4.     Radiologis tampak gambaran radiolusen berbatas jelas, kadang2 disertai gambaran radioopak didalamnya

(1)   AMELOBLASTOMA
-       Dpt ditemukan pd segala usia, umumnya 20-40th
-       Terutama ditemukan di mandibula pd daerah molar ramus
-       Tidak menimbulkan gejala awal shg sering menimbulkan deformitas wajah
(2)  ADENOAMELOBLASTOMA
-       Umumnya <20th ;
-       65% ditemukan di maxilla;
-       76% terdpt dibagian anterior rh.
(3)  ODONTOGENIC FIBROMA DAN MYXOMA
-       Terutama terjadi pd umur 23-30th
-       Merup lesi sentral yg dpt menyebabkan destruksi korteks tulang
-       Berhubungan dgn gigi tidak tumbuh atau tidak ada
(4)  DENTINOMA
-       Terutama terjadi pd daerah molar
-       Berhub dgn gigi impaksi mandibula
(5)  CEMENTOMA
-       Sering ditemukan pd usia <25th
-       Umumnya pd mandibula terutama gigi M1
(6)  AMELOBLASTIC FIBROMA
-       Terdpt pd tempat yg sama dgn ameloblastoma ttp umur penderita lbh muda yaitu rata2 14,6th
-       Tumor tdk menginfiltrasi tulang dan tumbuh lebih lambat dari ameloblastoma
(7)  AMELOBLASTIC ODONTOMA
-       Umumnya terdpt pd mandibula dan pd anak2
(8)  ODONTOMA
-       Umumnya terdpt pd maksila dan terutama pd rh.sebelah kanan
-       Compound Odontoma terutama ditemukan pd bagian anterior sedang complex odontoma pd bagian post.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1.     KISTA DENTIGEROUS
2.     KISTA PRIMORDIAL
3.     ODONTOGENIC KERATOCYST

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.   RADIOLOGIS (dental foto, oklusal foto, panoramic, PA dan Lateral Kepala, SubmentoVertex)
2.   CT SCAN
3.   HISTOPATOLOGIS

KOMPLIKASI
Perluasan ke jaringan atau organ penting pd daerah wajah dan leher

KONSULTASI
SpTHT, SpBedah Onkologi, SpAnak, SpPD, SpAnestesi, Prostodontis

TERAPI
1.     ENUKLEASI
2.     RESEKSI
3.     METODA DREDGING

PROGNOSIS
AD BONAM kecuali ameloblastoma DUBIA AD BONAM

INFORM CONSENT
Deformitas wajah ; infeksi ; parestesi ; perdarahan

BEDAH ORTHOGNATI


Bedah Koreksi Pada Kelainan Disgnati

I.             PENDAHULUAN
Sistem stomatognati adalah system yang secara anatomis meliputi organ2 yg berperan pd proses
(1)    Pengucapan dan Bicara
Terdiri dari:  bibir, gigi , langit2 lunak maupun keras, uvula dan lidah
(2)   Pengunyahan dan Penelanan
Terdiri dari : tulang rahang atas dan bawah, gigi, otot2 pengunyahan, tmj, langit2 dan lidah

II.           DISGNATI
Adalah suatu keadaan deformitas dentofasial atau dentoskeletal yang:
(1)    Merup ketidakseimbangan ukuran, bentuk dan fungsi gigi dan rahang atas maupun bawah
(2)   Menyebabkan kelainan fungsi system stomatognati
(3)   Menyebabkan kelainan estetik wajah
(4)   Dapat disertai dengan kelainan psikologis


BEDAH ORTHOGNATI
adalah suatu tindakan bedah koreksi pd RA maupun RB yg ditujukan utk memperbaiki kelainan2 tsb diatas

Dikenal bbrp istilah yaitu :
PROGNATI        ; mandibula terletak lebih ventral
RETROGNATI   : mandibula terletak lebih dorsal
MIKROGNATI   : mandibula berukuran kecil
MAKROGENI     : dagu berukuran besar
MIKROGENI     : dagu berukuran kecil

Secara klinis dapat diklasifikasikan sbg berikut:
A.    DISGNATI ANTEROPOSTERIOR
RETROGNATI
TIPE 1
: gigi atas protrusive, diastema antara gigi anterior, distoklusi
: skeletal terlihat dimensi RB kecil shg didptkan RETROGNATI MURNI
TIPE 2
: keadaan gigi sama dgn tipe 1
: RA besar tetapi RB Normal àsecara klinis terlihat seolah2 RB terlihat mundur
: RETROGNATI RELATIF
TIPE 3
: keadaan gigi & lengkung dlm relasi Kelas 1 Angle
: ukuran & bentuk rh masih dlm batas2 normal tetapi ukuran dagu prosesus menton kecil shg posisi RB terlihat lebih dorsal
: juga merup RETROGNATI RELATIF


PROGNATI
TIPE 1
: gigi bawah dpt rata, berjejal atau labioversi
: secara skeletal dimensi RB Normal tetapi maksila / tulang2 fasial terutama tulang pipi (os malar) atau bagian tengah wajah mengalami hipoplasia
: PROGNATI RELATIF
TIPE 2
: kedudukan gigi atas dpt rata atau berjejal, gigi bawah dpt rata, berjejal atau labioversi
: sering disertai overbite dan overjet yg dlm
: dgn sefalometri terlihat dimensi rahang bawah lebih besar; RA dpt Normal atau lebih kecil
: PROGNATI MURNI
TIPE 3
: kedudukan lengkung dan hub lengkung atas & bawah baik tetapi ukuran dagu besar/panjang dan terletak ventral shg secara klinis terlihat prognati
: PROGNATI RELATIF

B.     DISGNATI SUPERO-INFERIOR
Ketidakseimbangan antara segmen 1/3 tengah atas-tengah-bawah wajah; terlihat jelas bila mengenai 1/3 bawah. Terdiri dari :
1.      HIPERPLASIA MANDIBULA/MAKSILA
2.     HIPOPLASIA MANDIBULA/MAKSILA
3.     HIPERPLASI DAGU
4.     HIPOPLASI DAGU

C.     DISGNATI MEDIO LATERAL
Penyimpangan ukuran, bentuk dan dimensi rahang arah mediolateral

D.    KOMBINASI A, B, C

III.        ETIOLOGI DISGNATI
(A)   KONGENITAL
·         Teratogenik
·         Hemifasia mikrostomia
·         Mandibulofasial disostosis
·         Sindrom kraniodisostosis
·         Facial clefting
·         Celah bibir dan langit-langit
Pd kelainan2 seperti celah bibir/langit2, sindrom Crouzon, Pierre Robin, Treacher Collins dan agenesis gigi-gigi maupun aplasia prosesus condylus sering disertai Simptom Dentofasial.
(B)   GANGGUAN PADA MASA PERTUMBUHAN
1.      Penyakit
·         Radang , mis: rheumatoid arthritis
·         Infeksi , mis: osteomielitis, noma
·         Hormonal, mis : akromegali
·         Dysplasia, mis: dysplasia condylus
·         Gangguan neuromuskuler
2.     Trauma
·         Pasca luka jar.lunak dan/atau keras
·         Trauma bedah pasca labio-palatoschizis
·         fraktur
3.     Kebiasaan buruk

(C)   HEREDITER
Herediter dapat juga berperan dlm hal perilaku mengunyah, menggigit serta bentuk dan ukuran gigi dan rahang yg diturunkan dari kedua org tua.

IV.          INDIKASI
-       Penderita disgnati dirawat oleh tim : SpBM, Orthodonti, Prostodonti
-       Pd usia 8-14th keadaan atau kecenderungan dignati dirawat ortho à masih dimungkinkan modifikasi dari pertumbuhan rahang à menahan pertumbuhan rahang yg berlebih atau sebaliknya merangsang pertumbuhan rahang yg kurang.
-       Lewat usia tsb sulit sekali dimanipulasi shg salah satu dari 2 kemungkinan di bawah ini yg akan terjadi :
1.      Keadaan kompromi à dicapai kontak gigi atas n bawah semaksimal mungkin tanpa merubah ketidakseimbangan hub RA dan RB
2.     Relapsnya disgnati krn letak gigi pd rh yg sangat tdk sesuai dgn arah daya pd saat rahang berfungsi.
-       Bedah orthognati diindikasikan bila terdpt:
1.      DISOKLUSI
2.     KELAINAN TMJ
3.     BICARA
4.     PRE PROSTETIK
5.     FAKTOR PSIKOLOGIS
6.     FAKTOR ESTETIK

V.             KONTRA INDIKASI
-       Karena adanya kemungkian relaps pd kead disgnati, maka UMUR DIBAWAH 18TH ADALAH KONTRA INDIKASI BEDAH ORTHOGNATI !!!
-       Latar belakang keinginan dan harapan pasien yg TIDAK REALISTIS juga merup kontra indikasi

VI.          PEMERIKSAAN
-       Anamnesa dan pemeriksaan fisik umum
-       Pemeriksaan khusus
1.      Ekstra oral
·         Inspeksi profil, rahang, ukuran sudut simetri, relasi , otot pengunyahan, fasial , gigi open bite, deep bite, cross bite, protrusi, tonus bibir, tulang pipi, para nasal
2.     Intra oral
·         Dilihat jumlah, bentuk, ukuran, letak dan susunan gigi, gusi , lidah, pipi, langit2 dst
3.     Radiologis
·         Sefalometri à analisa kedudukan, ukuran, bentuk dan perbandingan bagian2 rh, wajah dn kepala, serta profil jar.lunak utk menentukan diagnose disgnati.
·         panoramicàdpt dilihat kondilus, keadaan molar terakhir dan kelainan lain;
·         dental foto, schedel, foto TMJ dalam kead terbuka dan tertutup
4.     Analisa model
·         Pelajari hasil akhir dari peraw ortho pra bedah yaitu
(1)    Kurve Speed an Monson RA dan RB harmonis
(2)   Gigi2 yg mengalami kontak premature dan masih dpt diatasi dgn grinding
(3)   Apakah interdigitasi cukup atau diperlukan suatu oklusal guidance berupa ‘wafer’
5.     Evaluasi psikologis
·         Dilakukan utk memastikan motivasi penderita dlm menempuh perawatan guna mencegah harapan penderita yg keliru akan hasil pembedahan
6.     Analisa fotografi
·         Dibuat foto wajah dan gigi dlm keadaan oklusi secara close up dari depan, samping kiri dan kanan
·         Dpt dilihat simetri, ratio bag2 wajah
·         Sebagai pembanding pra dan pasca bedah

VII.        JENIS-JENIS OSTEOTOMI
OSTEOTOMI MANDIBULA
-       Pemotongan tulang mandibula dilakukan utk menggeser mand kea rah ventral atau dorsal
-       Dapat disertai dgn perputaran searah jarum jam dan sebaliknya
Sagital Split Osteotomi
:tehnik “mandibular advancement” à menggeser mandibula ke ventral
Vertical Ramus Osteotomi
:tehnik “mandibular setback” dgn menggeser mandibula ke dorsal
Segmental Osteotomi
: mandibula dipotong pd daerah premolar secara horizontal sub apical, kemudian segmen digeser
Genioplasti/Chinplasty
      : dagu dpt diperpendek, diperpanjang atau digeser

OSTEOTOMI MAKSILA
Le Fort I osteotomi
      : maksila dipotong di atas apeks gigi melalui dasar sinus dan septum nasi
Le Fort II osteotomi
      : maksila dipotong melalui garis Le Fort II; dilakukan bila bagian perinasal dan zigomatikomaksilaris sangat datar/hipoplastis
Le Fort III osteotomi
      : dilakukan pd kelainan craniofasia
Segmental Osteotomi à anterior : tehnik Wassmund Wunderer
è  Posterior : tehnik Schuchard Kuffner Perko-Bell

VIII.      KOMPLIKASI
1.      Perdarahan
RA : dpt berasal dari plexus pterygoideus dan a.palatines mayus
RB : berasal dari a.mandibularis atau a.mylohyoidea
2.     Parestesi
Pd koreksi Le Fort dpt terjd parestesi pd daerah superior dari bibir atas samapi ke bukal
Parestesi di region mentalis dpt terjadi sesudah genioplasti, biasanya reversibel
3.     Relaps
Dpt terjadi bila
a.     Koreksi dilakukan terlalu dini
b.     Interdigitasi yg dicapai setelah persiapan ortodonti pra bedah blm memadai shg oklusi pasca bedah tidak stabil